A. Pengertian Ilmu Kalam
Ilmu Kalam adalah ilmu yang pokok bahasannya adalah seputar Allah dan
Rasul. Arti Kalam sendiri secara etimology/bahasa adalah perkataan,
pembicaraan, atau kata-kata contohnya yatakallam fi yang berarti
membicarakan atau mendiskusikan suatu masalah atau topik. Kalam sering juga
disamakan dengan teology dalam Bahasa Inggris. Al
Syahrastani dalam bukunya Al Milal wa Al Nihal memberikan
istilah/terminologi ushul untuk pembicaraan tentang
persoalan keesaan Allah. Ushul adalah ilmu yang membahas
pengetahuan tentang Allah dalam ke-esaan-Nya, dan pengetahuan tentang para nabi
beserta tanda dan bukti kenabiannya.
Ilmu Kalam menurut Syekh Muhammad Abduh (1849-1905) adalah
ilmu yang
membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat yang wajib tetap bagi-Nya,
sifat-sifat yang jaiz disifatkan kepada-Nya dan tentang sifat-sifat yang wajib
yang ditiadakan dari pada-Nya. Juga membahas tentang Rasulullah untuk
menetapkan kebenaran risalahnya, apa yang wajib ada padanya, hal-hal yang jaiz
dihubungkan pada diri mereka dan hal-hal yang terlarang menghubungkan pada diri
mereka.
Sedangkan kenapa dinamakan dengan Ilmu Kalam, yaitu dikarenakan :
1. Dalam membahas masalah-masalah ketuhanan tidak lepas daripada dalil-dalil
akal yang sesuai dengan logika, dimana penampilannya melalui perkataan ( kalam
) yang jitu dan tepat. Ahli-ahli ilmu kalam adalah orang-orang yang ahli dalam
berbicara, ahli dalam mengemukakan argumentasi dalam persoalan yang dibahasnya.
2. Persoalan yang terpenting dan ramai dibicarakan serta diperbincangkan pada
masa-masa pertama Islam, terutama diawal pertumbuhan ilmu Kalam ialah Firman
Allah ( kalam Allah ), yaitu Al Qur’an. Apakah kalam Allah itu Qadim atau
Hadist.
Pengertian secara harfiah kata Kalam berarti pembicaraan. Tetapi bukan
dalam arti sehari-hari ( ngobrol ) melainkan dalam pengertian “Pembicaraan yang
bernalar & menggunakan logika”. Maka ciri utama Ilmu Kalam adalah rasionalitas
& Logic. Sehingga ia erat dengan ilmu mantiq/logika. Masing-masing ulama
Kalam/Mutakallimiin memberikan batasan / ta’rif Ilmu Kalam berbeda-beda sesuai
dengan argumentasi masing-masing.
Al-Farabi mendefinisikan ilmu kalam sebagai disiplin ilmu yang membahas
Dzat dan sifat Allah beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai yang
berkenaan dengan masalah dunia sampai maslah sesudah mati yang berlandaskan
doktrin Islam. Stressing akhirnya adalah memproduksi ilmu ketuhanan secara
filosofis.
Sedangkan, Ibnu Kaldun mendefinisikan ilmu kalam sebagai disiplin ilmu
yang mengandung berbagai argumentasi tentang akidah imani yang diperkuat
dalil-dalil rasional.Melihat dari definisi - definisi tersebut ilmu kalam bisa
juga di defenisikan sebagai ilmu yang membahas berbagai masalah ketuhanan
dengan menggunakan argumentasi logika atau filsafat. Oleh sebab itu sebagian
teolog membedakan antara ilmu kalam dengan ilmu tauhid.
Ilmu Kalam lebih dikenal dengan nama Ilmu Filosofi atau Ilmu Filsafat.
Kebanyakan ustadz-ustadz indonesia yang mengaku intelek berbahagia dengan ilmu
filsafat, kecuali ustadz yang diberi petunjuk oleh Allah Ta'ala.
Ilmu Kalam adalah salah satu dari empat Ilmu Ke-Islaman yaitu : Ilmu
malam, Fiqih, Tasawuf dan Filsafat. Kajian Ilmu Kalam terfokus pada aspek-aspek
ketuhanan dan derivasinya (bentuk-bentuknya). Karena itu sering disebut Teologi
Dialektika Rasional.
B. Nama-Nama Lain dari Ilmu Kalam
1. Ilmu Tauhid
Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, soal-soal yang
wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah dan Rasul-Nya, serta mengupas dalil-dalil
yang mungkin sesuai dengan akal, guna membuktikan adanya zat yang mewujudkan,
kemudian juga mengupas dalil-dalil sam’iyat guna mempercayai sesuatu dengan
yakin.
Sebab dinamai ilmu Tauhid dikarenakan ilmu ini membahas keesaan Allah.
2. Ilmu Ushuluddin
Ushuluddin adalah serangkaina kata yang terdiri dari ushul dan ad-din.
Ushul adalah jama’ dari ashl yang berarti pokok, dasar, fundamen sedangkan
ad-din artinya adalah agama. Jadi perkataan Ushuluddin menurut loghatnya
berarti pokok atau dasar-dasar agama. Alasan dinamai dengan ilmu Ushuluddin
yaitu karena ilmu ini membahas tentang prinsip-prinsip agama Islam.
“Ilmu Ushuluddin adalah ilmu yang membahas padanya tentang prinsip-prinsip
kepercayaan agama dengan dalil-dalil qath’I dan dalil-dalil akal fikiran”
3. Ilmu Aqaid
Aqaid artinya simpulan – buhul, yakni kepercayaan yang tersimpul dalam
hati. Aqaid adalah jama’ dari aqidah. M. Hasby As Sidiqi menjelaskan dalam
bukunya tentang maudhu’ tahid, dia mengatakan bahwa maudhu’tauhid adalah pokok
pembicaraan ilmu tauhid yaitu aqidah yang diterangkan dalil-dalilnya.Jadi, ini
dinamakan dengan ilmu Aqaid disebabkan ilmu ini berbicara tentang kepercayaan
Islam. Syekh Thahir Al Jazairy menerangkan : “Aqidah Islam ialah hal-hal yang
diyakini oleh orang-orang Islam, artinya mereka menetapkan atas kebenarannya “
4. Ilmu Ma’rifah
Ma’rifah artinya adalah pengenalan atau mengenal. Dalam Islam, tentang
ilmu ketuhanan ini sering disebut dengan ilmu Ma’rifah karena ilmu ini membahas
terhadap hal-hal yang berkenaan dengan sifat-sifat-Nya yang wajib, mustahil,
dan jaiz bagi-Nya.
5. Theology Islam
Penulis-penulis barat banyak menggunakan sebutan theology Islam, tentang
ilmu Kalam, baik dari segi loghat maupun istilah. Theology terdiri dari dua
kata yaitu “theos” yang berarti Tuhan dan “logos” yang berarti ilmu. Oleh
karena itu theology bermakna ilmu tentang tuhan atau ilmu tentang ketuhanan.
C. Sebab-sebab Penamaan Ilmu Kalam
Adapun ilmu ini dinamakan ilmu Kalam, disebabkan :
1. Persoalan yang terpenting yang menjadi pembicaraan pada abad-abad
permulaan hijriah ialah apakah Kalam Allah (Al-qur’an) itu qadim atau hadits.
2. Dasar ilmu Kalam ialah dalil-dalil fikiran dan pengaruh dalil fikiran ini
tampak jelas dalam pembicaraan para mutakallimin. Mereka jarang mempergunakan
dalil naqli (Al-Qur’an dan hadits), kecuali sesudah menetapkan benarnya pokok
persoalan terlebih dahulu berdasarkan dalili-dalil fikiran.
3.
Dinamakan Ilmu Kalam karena
pembicaraan tentang Tuhan dibahas dengan logika. Maksudnya menggunakan
dalil-dalil aqliyah ; dari permasalahan masalah sifat-sifat kalam bagi Allah.
D. Wilayah Kajian Ilmu Kalam
Berdasarkan
pengertian ilmu kalam. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, yang menjadi inti
kajian dan ruang lingkup yang dibahas oleh para mutakallimin, sebenarnya lebih
menekankan kepada masalah-masalah perdebatan theologis, yakni lontaran-lontaran
argumentasi kaum muslimin untuk membenarkan dan memperkuat sikap theologisnya.
Berkaitan
dengan masalah akidah tersebut, muzaffarudin nadvi melihat kepada empat masalah
pokok yang menjadi objek kajian penting di dalam pemikiran islam, khususnya
ilmu kalam:
1.
Masalah
kebebasan berkehendak
2.
Masalah
sifat Alloh
3.
Batasan
iman dan perbuatan
4.
Perseisihan
antara akal dan wahyu
E.
Sumber-sumber Ilmu Kalam dan Hubungan Ilmu Kalam dengan Filsafat Islam dan
Ilmu Fiqih
a. Sumber-sumber Ilmu Kalam
Sumber- sumber ilmu kalam
sebagai berikut:
1.
Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai sumber
Ilmu Kalam, Al-Qur’an banyak menyinggung hal yang berkaitan dengan masalah
ketuhanan, diantaranya adalah :
1. Q.S Al-Ikhlas(112) : 3-4. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak beranak dan diperanakkan, serta
tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang tampak sekutu (sejajar) dengan-Nya.
2. Q.S Asy-Syura(42) : 7. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak menyerupai apapun di dunia ini.
Ia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
3. Q.S Al-Furqan(25) : 59. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan Yang Maha Penyayang bertahta di atas “Arsy”.
Ia pencipta langit, bumi, dan semua yang ada di antara keduanya.
4. Q.S Al-Fath(48) : 10. Ayat ini menunjukkan Tuhan mempunyai “tangan” yang selalu berada di atas
tangan orang-orang yang melakukan sesuatu selama mereka berpegang teguh dengan
janji Allah.
5. Q.S Thaha(20): 39. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai “mata” yang selalu digunakan
untuk mengawasi seluruh gerak, termasuk gerakan hati makhluk-Nya.
6. Q.S Ar-Rahman(55) : 27. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai “wajah” yang tidak akan rusak
selama-lamanya.
7. Q.S An-Nisa’(4) : 125. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan menurunkan aturan berupa agama.
Seseoarang akan dikatakan telah melaksanakan aturan agama apabila
melaksanakannya dengan ikhlas
karena Allah.
karena Allah.
8. Q.S Luqman(31) : 22. Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang telah menyerahkan dirinya kepada
Allah disebut sebagai orang muhsin.
9. Q.S Ali Imran(3) : 83. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah tempat kembali segala sesuatu,
baik secara terpaksa maupun secara sadar.
10. Q.S Ali Imran(3) :84-85. Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhanlah yang menurunkan petunjuk jalan
kepada para nabi.
11. Q.S Al-Anbiya(21) : 92. Ayat ini menunjukkan bahwa manusia dalam berbagai suku, ras, atau etnis,
dan agama apapun adalah umat Tuhan yang satu. Oleh sebab itu, semua umat, dalam
kondisi dan situasi apapun, harus mengarahkan pengabdiannya hanya kepada-Nya.
12. Q.S Al-Hajj(22) : 78. Ayat ini menunjukkan bahwa seseorang yang ingin melakukan suatu kegiatan
yang sungguh-sungguh akan dikatakan sebagai “jihad” kalau dilakukannya hanya
karena Allah SWT semata.
2.
Hadits
Hadits Nabi saw. Pun banyak membicarakan masalah-masalah yang dibahas ilmu
kalam. Diantaranya adalah :
·
Hadits yang artinya : “Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya, Pada
suatu hari ketika Rasulullah saw. Berkata bersama kaum muslimin, datanglah
seorang laki-laki kemudian bertanya kepada beliau, “Wahai Rasulullah, ‘apakah
yang dimaksudkan dengan iman?’ Rasul menjawab,’ Yaitu, kamu percaya kepada
Allah, para malaikat, semua kitab yang diturunkan, hari pertemuan dengan-Nya,
para rasul dan hari kebangkitan. ‘Lelaki itu bertanya lagi,’Wahai Rasulullah,
apakah pula yang dimaksudkan dengan Islam? Rasulullah menjawab, Islam adalah
mengabdikan diri kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan perkara lain,
mendirikan shalat yang telah difardhukan, mengeluarkan zakat yang diwajibkan,
dan berpuasa pada bulan Ramadhan.’ Kemudian lelaki itu bertanya lagi,’Wahai
Rasulullah! Apakah ihsan itu? Rasulullah saw menjawab, ‘Hendaklah engkau
beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Sekiranya engkau tidak
melihat-Nya, ketahuilah bahwa Dia senantiasa memperhatikanmu.’ Lelaki tersebut
bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, bilakah aku tidak lebih tahu darimu, tetapi
aku akan ceritakan kepadamu mengenai tanda-tandanya. Apabila seorang hamba
melahirkan majikannya, itu adalah sebagian dari tandanya. Apabila seorang
miskin menjadi pemimpin masyarakat, itu juga tandanta. Apabila masyarakat yang
asalnya pengembala kambing mampu bersaing dalam mendirikan bangunan-bangunan
mereka, itu juga tanda akan terjadi kiamat. Hanya lima perkara itu saja
sebagian dari tanda-tanda yang kuketahui. Selain dai itu Allah saja Yang Maha
Mengetahuinya.’ Kemudian Rasulullah saw, membaca surat Luqman ayat
34,’Sesungguhnya Allah lebih mengetahui bilakah akan terjadi hari kiamat,
disamping itu Dialah juga yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada
dalam rahim ibu yang mengandung. Tiada seorang pun mengetahui apakah yang
diusahakannya pada keesokan hari, yaitu baik atau jahat, tiada seorang pun yang
mengetahui di manakah dia akan menemui ajalnya. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi amat meliputi pengetahuan-Nya.’ Kemudian lelaki itu beranjak
dari situ. Rasulullah saw terus bersabda kepada sahabatnya,’Panggil orang
kembali itu.’ Lalu para sahabat mengejar kearah lelaki tersebut dan
memanggilnya kembali, tetapi lelaki tersebut telah hilang. Rasulullah saw. Pun
bersabda, ‘lelaki tadi adalah Jibril a.s. kedatangnnya adalah untuk mengajar
manusia tentang agama mereka.
Adapula beberapa hadits yang kemudian dipahami sebagian ulama sebagai
prediksi Nabi mengenai kemunculan berbagai golongan dalam Ilmu Kalam.
Syaikh Abdul Qadir
mengomentari bahwa Hadits yang berkaitan dengan faksi umat ini, yang merupakan
salah satu kajian ilmu kalam, mempunyai sanad yang sangat banyak. Diantara sanad yang
sampai kepada Nabi adalah berasal dari beberapa sahabat, seperti Anas bin
Malik, Abu Hurairah, Abu Ad-Darda, Jabir, Abu said Al-Khudri, Abu Abi Kaab,
Abdullah bin Amr bin Al-Ash, Abu Ummah, Watsilah bin Al-Aqsa.
b. Hubungan
Ilmu Kalam dengan Filsatfat Islam
Banyak para ahli yang berpendapat bahwa
ilmu kalam dan filsafat islam memiliki hubungan karena pada dasarnya ilmu kalam
adalah ilmu ketuhanan dan keagamaan . \sedangkan filsafat islam adalah
pembuktian intelektual. Seperti halnya Dr. Fuad Al Ahwani dalam bukunya
filsafat islam tidak setuju jika sama dengan ilmu kalam.
Karena ilmu kalam dasarnya adalah
keagamaan atau ilmu agama. Sedangkan filsafat merupakan pembuktian intelektual.
Obyek pembahasannya bagi ilmu kalam berdasar pada Alloh SWT. Dan sifat-sifat-Nya
serta hubungan-Nya dengan alam dan manusia yang berada dibawah syari’atnya.
Obyek filsafat adalah alam dan manusia serta pemikiran tentang prinsip wujud
dan sebab-sebabnya. Seperti filosuf \aristoteles yang dapat membuktikan tentang
sebab pertama yaitu Alloh. Tetapi ada juga yang mengingkari adanya wujud \alloh
\swt. Sebagaimana aliran materialisme.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwasannya ilmu kalam dan filsafat tidak memiliki hubungan karena obyek
kajiannya berbeda. Kalam obyek kajiannya lebih mendasar kepada ketuhannan
sedangkan filsafat islam obyek kajiannya tentang alam manusia yang berada pada
syari’atnya.
c. Hubungan
Ilmu Kalam dengan Ilmu Fiqih
. Dari pendapat Abu Hanifah bahwa adanya hubungan antara
ilmu kalam dengan fiqih. Ilmu kalam membahas soal-soal dasar dan pokok,
pandangan lebih luas, tinjauan dapat memberi sikap toleran, member keyakinan
yang mendalam berdasarkan pada landasan yang kuat sedangkan Fiqh membahas soa
furu’ atau cabang dan ranting, pandangannyapun lebih detai dan rinci.
Obyek pembahasan ilmu kalam dan fiqih memang berbeda.
Kalau ilmu kalam itu membicarakan tentang aqidah yang seharusnya dimiliki oleh
setiap orang muslim, maka fiqih membahas tentang hal-hal yang bertautan dengan
hukum-hukum perbuatan lahir, meliputi ibadah, mu’amalah, perkawinan, pidana,
waris dll.
Ilmu kalam membahas tentang prinsip-prinsip keyakinan
Islam, sedangkan fiqih membahas masalah furu’iyah yang bertalian dengan amal
lahiriyah.
KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas dapat kita simpulkan bahwa ilmu
kalam salah satu bentuk ilmu keislaman kajian dalam ilmu kalam terfokus pada
aspek ketuhanan (Devesivasinya) atau bentuk karena itu disebut theology
dialetika dan rasional.
Dan selain itu juga, ilmu kalam membicarakan bagaimana
menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan (agama islam) dengan bukti-bukti
yang yakin.
0 komentar:
Posting Komentar